Melahirkan Melebihi HPL, Apakah Berbahaya? | Rahasia Kesuburan

Apakah Berbahaya Melahirkan Melebihi HPL?

apakah-berbahaya-melahirkan-melebihi-hpl
Bagikan via Whatsapp!

Rahasia Kesuburan -

Secara umum, lama kehamilan normal adalah 40 minggu (280 hari) terhitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Namun, kejadian seperti tidak adanya kontraksi menjelang hari kelahiran bayi atau tanda-tanda kelahiran kemungkinan dapat terjadi. Mungkin karena hal tersebut juga Bunda jadi merasa panik dan stres. Inilah yang biasanya dikenal dengan melahirkan melebihi HPL atau Hari Perkiraan Lahir.

Kehamilan yang melebihi dari 40-42 minggu dikenal dengan sebutan post-term pregnancy yakni kehamilan yang berkepanjangan atau terlambat. Sebetulnya memang normal saja jika Bunda melahirkan sebelum atau jika HPL sudah lewat. Bahkan, kehamilan Bunda bisa berlanjut hingga 2 minggu setelah tanggal hari perkiraan lahir. Pertanyaannya adalah, apakah berbahaya jika melahirkan melebihi dari HPL? Nah, Bunda sudah berada di laman yang tepat nih. Yuk, simak terus sampai akhir artikel ya, Bunda!

Pengertian HPL

metode-metode-untuk-mengetahui-hpl

HPL atau Hari Perkiraan Lahir merupakan metode yang dipakai oleh dokter kandungan dalam memperkirakan kapan bayi akan lahir dari hari, tanggal, bulan hingga tahun. Ada beberapa metode yang digunakan dokter kandungan agar dapat memperoleh HPL, seperti:

  • Berdasarkan hari terakhir ovulasi
  • Berdasarkan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
  • Pemeriksaan klinis dengan mengukur tinggi rahim (tinggi fundus)
  • Gerakan pertama janin yang umumnya dapat diketahui pada usia kandungan 16 – 20 minggu
  • Deteksi detak jantung pertama pada usia kandungan 18 – 20 minggu
  • USG (Ultrasonografi), dengan melihat ukuran kantong saat usia kandungan berada pada 5 – 17 minggu, jarak puncak kepala hingga ujung bokong si janin saat usia kandungan 7 – 11 minggu, pengukuran diameter biparietal di antara usia kandungan 12 – 26 minggu, dan mengukur panjang janin pada usia kandungan ke-28 minggu.
Baca juga:  Hamil dalam Waktu Singkat setelah Menikah? Begini Penjelasannya melalui Metode HPHT!

Baca juga: 5 Cara Menghitung Usia Kehamilan Tepat dan Akurat

Melahirkan Melebihi HPL (Hari Perkiraan Lahir)

melahirkan-melebihi-hari-perkiraan-lahir

Bayi yang lahir melebihi tanggal prediksi bisa saja disebabkan karena salah menentukan tangga Haid Pertama Hari Terakhir. Kemudian, beberapa penyebab lainnya adalah: kelahiran pertama, janin yang memiliki gender laki-laki, ibu hamil yang obesitas, pernah mengalami keadaan yang serupa, memiliki masalah pada plasenta dan janin (jika tidak ada kontraksi sama sekali). Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), ketika kehamilan terjadi lebih dari 41 minggu atau 42 minggu, kemungkinan, bayi akan mengalami masalah kesehatan seperti:

  1. Makrisomia janin: merupakan kondisi bayi yang lahir lebih besar dari rata-rata (lebih dari 8 pon), yakni 13 ons (4.000 gram). Hal ini akan meningkatkan risiko persalinan caesar, pervaginam operatif, bahkan bahu janin tersangkut di belakang tulang panggul Bunda selama persalinan berlangsung.
  2. Sindrom Postmaturitas: berat badan janin bertambah di dalam rahim tepat setelah tanggal perkiraan lahir berhenti. Hal ini umumnya disebabkan oleh adanya masalah pengiriman darah ke janin melalui plasenta sehingga janin kekurangan gizi.
  3. Berkurangnya jumlah air ketuban. Hal ini dapat membahayakan janin yang ada di dalam rahim karena akan mempengaruhi detak jantung janin.
  4. Menelan bahkan menghirup tinja pertamanya yang ada pada air ketuban. Hal ini dapat mengganggu saluran pernapasan janin sehingga paru-parunya tidak dapat berkembang dengan baik.
  5. Janin bisa saja mengalami detak jantung yang melambat.
  6. Meninggal setelah dilahirkan atau saat dalam kandungan.

Jadi, melahirkan melebihi HPL akan membahayakan sang janin. Namun, Bunda tidak perlu panik berlebihan. Apabila hal ini terjadi pada Bunda, segera pergi ke dokter kandungan terpercaya dan konsultasikan permasalahan ini. Biasanya, apabila sudah lewat seminggu dari tanggal perkiraan lahir, maka dokter kandungan akan tetap memantau kondisi ibu hamil apakah ada tanda-tanda komplikasi atau tidak.