Rahasia Kesuburan -
Apa itu HPHT? Hamil dalam waktu yang singkat setelah menikah memang tidak jarang terjadi bagi pasangan suami dan istri di luar sana. Sayangnya beberapa di antara kita masih ada yang tidak mengetahui bahwa hal tersebut bisa dijelaskan melalui metode hari pertama haid terakhir (HPHT). Banyak orang yang masih berpikiran bahwa hamil dalam waktu singkat setelah menikah merupakan hal yang tidak wajar. Seperti apa sih penjelasan selengkapnya? Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Yuk, cari tahu lebih dalam tentang Metode HPHT dan bagaimana hamil dalam waktu yang singkat setelah menikah bisa terjadi, Sobat RK! Berikut adalah penjelasannya. Check it out!
Usia Pernikahan Lebih Muda dibandingkan dengan Usia Kehamilan?
Tidak sedikit masyarakat yang ramai membicarakan atau mengomentari usia kehamilan yang lebih tua padahal usia pernikahan masih belum lama, seperti: “Ih kok bisa sih tiba-tiba sudah hamil padahal baru menikah selama 2 minggu? Jangan-jangan mereka melangsungkan pernikahan karena sudah hamil terlebih dahulu lagi?”. Penjelasannya bukan seperti itu, Sobat RK. Hal ini bisa dijelaskan melalui metode HPHT. Metode ini biasanya hanya digunakan oleh wanita memiliki siklus menstruasi teratur.
Bagaimana Menghitung Usia Kehamilan Menggunakan Metode HPHT?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Metode Hari Pertama Haid Terakhir merupakan salah satu metode akurat untuk menentukan usia kehamilan bagi wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur. Metode Hari Pertama Haid Terakhir merupakan rumus yang ditemukan oleh Franz Karl Neagle. Jika wanita sudah positif hamil, jangan buru-buru panik karena usia kehamilan yang muda. Hal ini bisa dicek melalui kapan hari pertama haid terakhir sebelum menikah. Dalam rumus Neagle, usia kehamilan ditentukan dalam satuan minggu. Kemudian, usia kehamilan bisa diketahui 2 minggu sejak HPHT. Misalnya, jika usia janin seorang ibu berusia 4 minggu, maka kehamilan ibu dihitung jadi 6 minggu.
Selain itu, rumus Neagle juga dapat menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) dengan 2 rumus sebagai berikut:
RUMUS I (digunakan jika HPHT berada antara Bulan Januari – Maret):
Tahun: Tetap; Bulan: (+) 9; dan Hari: (+) 7
Contoh: HPHT ibu adalah 15 Februari 2021, maka bisa dirumuskan seperti di bawah ini:
Tahun: Tetap yakni 2021
Bulan: 2 + 9 = 11
Hari: 15 + 7 = 22
Jadi, perkiraan lahirnya bayi ibu adalah 22 November 2021.
RUMUS II (digunakan jika HPHT berada antara April – Desember):
Tahun: (+) 1; Bulan: (-) 3; dan Hari: (+) 7
Contoh: HPHT ibu adalah 16 Juli 2021, jika menggunakan rumus II maka hasilnya:
Tahun: 2021 + 1 = 2022
Bulan: 7 – 3 = 4
Hari: 16 + 7 = 23
Jadi, perkiraan lahirnya bayi ibu adalah 23 April 2022.
Bagaimana jika tidak mengetahui HPHT?
Hal ini wajar karena tidak semua calon ibu mengetahui kapan hari pertama haid terakhir mereka atau tidak mencatat HPHT. Apalagi bagi mereka yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur mengingat HPHT tidak bisa dijadikan patokkan dalam mengukur usia kehamilan dan hari perkiraan lahir. Namun, bukan berati HPL tidak dapat diketahui bagi yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur. Ibu bisa pergi dan berkonsultasi ke dokter kandungan dan biasanya ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan, seperti:
- Menghitung melalui pekan keluarnya menstruasi melalui bantuan dan konsultasi dokter kandungan
- Menggunakan USG (Ultrasonografi). Melalui alat ini, dokter atau bidan akan mengukur panjang janin dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan usia kehamilan hingga hari perkiraan lahir.
Baca juga:
