Sindrom MRKH : Wanita Lahir Tanpa Rahim | Rahasia Kesuburan

Sindrom MRKH : Wanita Lahir Tanpa Rahim

sindrom-mrkh-wanita-lahir-tanpa-rahim
Bagikan via Whatsapp!

Rahasia Kesuburan -

Salah satu harapan terbesar seorang perempuan adalah dapat memberikan keturunan untuk keluarganya kelak. Namun, ada kasus dimana seorang perempuan tidak dapat hamil karena tidak memiliki rahim dan vagina sejak lahir. Kondisi ini disebut juga dengan sindrom MRKH.

Sindrom MRKH (Mayer Rokitansky Kuster Hauser) merupakan kelainan bawaan pada perempuan dimana vagina, saluran tuba, dan uterus tidak berkembang secara normal. Penyakit ini terbilang sangat langka terjadi, karena prevalensi kejadiannya 1:4000 hingga 1:10.000 perempuan.

Ada 2 jenis sindrom MRKH, yaitu MRKH tipe I dimana kelainan hanya pada organ reproduksi dan MRKH tipe II dimana kelainan pada organ reproduksi dan organ lainnya seperti jantung, ginjal, tulang belakang, dan sejenisnya. Sindrom MRKH tipe II lebih sering ditemukan daripada MRKH tipe I.

Apa sih penyebab sindrom MRKH?

Sindrom Mayer Rokitansky Kuster Hauser adalah salah satu kasus yang hingga saat ini belum diketahui penyebabnya. Penyakit ini diawali dengan terjadinya gangguan perkembangan pada saluran Muller. Saluran ini merupakan cikal bakal pembentukan organ reproduksi, seperti rahim, saluran tuba falopi, leher rahim, dan bagian atas vagina. Kegagalan perkembangan saluran Muller terjadi pada usia awal kehamilan, yaitu sekitar minggu ke-9.

Namun, kegagalan pembentukan saluran Muller inilah yang masih belum diketahui secara pasti penyebabnya seperti apa. Dugaan sementara, karena adanya kelainan faktor genetik dimana perempuan yang mengalami sindrom MRKH biasanya memiliki kromosom 46,XX dan fenotip perempuan.

Seperti apakah gejala sindrom ini?

Sindrom MRKH biasanya baru akan terlihat saat seorang perempuan sudah berusia 15-16 tahun namun tidak mengalami menstruasi. Apabila sudah mengalami kondisi ini, maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan apakah mengalami sindrom MRKH atau tidak.

Baca juga:  Benarkah, Puasa Mampu Meningkatkan Kesuburan Pria dan Wanita ?

Umumnya, dilakukan tes darah untuk memeriksa kondisi kromosom tubuh (normal atau ada kelainan). Lalu, pemeriksaan USG atau pemindaian MRI untuk memastikan bahwa memang tidak terdapat vagina, rahim, dan leher rahim. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan pada organ lainnya untuk menentukan jenis MRKH yang dialami oleh seorang perempuan.

Apakah seorang wanita yang mengalami sindrom MRKH masih bisa hamil?

Dilansir dari tirto.id yang merujuk pada Genetics Home Reference menunjukkan bahwa wanita yang memiliki sindrom MRKH secara genetik masih memiliki ovarium, sel telur, dan hormon reproduksi wanita yang normal, namun tidak dapat hamil. Selain itu, mereka juga menunjukkan tanda-tanda normal pada perkembangan sekunder, seperti memiliki payudara dan rambut kemaluan yang normal.

Hingga saat ini, memang yang ditemukan perempuan dengan sindrom MRKH tidak dapat hamil. Meskipun begitu, dapat diatasi dengan metode kehamilan lain, yaitu program bayi tabung (IVF) yang dikombinasikan dengan ibu pengganti (surrogate pregnancy). Metode kehamilan ini merupakan proses pembuahan sel telur dan sel sperma terjadi secara in vitro (di luar kandungan) dan dikembangkan di dalam rahim Ibu pengganti. Tentunya, prosedur ini harus disertai perjanjian legal yang resmi.

Apakah sindrom Mayer Rokitansky Kuster Hauser ini dapat diobati?

Penyebab sindrom MRKH hingga saat ini masih belum ditemukan, begitu pula dengan obatnya. Kendati demikian, para peneliti terus melakukan penelitian untuk menemukan metode penanganan sindrom ini, yaitu melalui cara transplantasi rahim yang dikombinasi dengan metode IVF.

Dilansir dari BBC News, ada kasus seorang pasien sindrom MRKH yang berhasil mendapatkan donor rahim dari seorang perempuan yang telah meninggal. Pasien tersebut memiliki ovarium yang normal. Ia memperoleh donor dari seorang temannya yang berusia 61 tahun yang telah menopause tujuh tahun sebelumnya.

Baca juga:  Keluar Angin dari Miss V? Waspada Queefing!

Setahun setelah transplantasi dilakukan, dokter menyatakan bahwa sel embrio beku telah siap ditanamkan ke rahim wanita tersebut dan terjadilah proses kehamilan. Setelah 32 minggu masa kehamilan, anak tersebut lahir dengan selamat meskipun dalam kondisi prematur.

Baca Juga :

Kelainan Bentuk Rahim dan Cara Mengatasinya

Labiaplasty, Bolehkah Dilakukan?

Keluar Angin dari Miss V? Waspada Queefing!