Sifilis : Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan | Rahasia Kesuburan

Sifilis : Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Sifilis : Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan
Bagikan via Whatsapp!

Rahasia Kesuburan -

Apa itu sifilis ?

Sifilis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum. Sifilis adalah salah satu (IMS). Umumnya, infeksi ini bisa menyebar melalui hubungan intim dengan orang yang terinfeksi. Selain melalui hubungan intim, bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui paparan cairan tubuh penderitanya, misalnya melalui darah.

Pada umumnya, kontak langsung terjadi melalui hubungan intim. Hubungan intim ini bisa berbentuk bercinta miss v, anal, maupun oral. Selain itu, berbagi jarum juga bisa menularkan infeksi penyakit ini, baik pada pengguna narkoba suntik maupun pada penyuka seni merajah tubuh, misalnya tato dan menindik telinga.

Penularan sifilis juga bisa terjadi dari seorang wanita hamil kepada bayi yang dikandungnya. Kondisi ini dikenal sebagai sifilis kongenital. Kematian bayi di dalam kandungan bisa terjadi karena infeksi ini.

Bakteri penyebab sifilis tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia, dan penyakit ini tidak dapat ditularkan lewat cara-cara di bawah ini:

  • Memakai toilet yang sama dengan pengidap sifilis.
  • Berbagi peralatan makan yang sama.
  • Memakai pakaian yang sama.
  • Berbagi kolam renang atau pun kamar mandi yang sama.

Gejala pertama sifilis muncul sekitar tiga minggu setelah bakteri memasuki tubuh. Infeksi sifilis terbagi menjadi empat tahapan utama, antara lain:

  • Sifilis Primer
  • Sifilis Sekunder
  • Sifilis Laten
  • Sifilis Tersier

Gejala Sifilis

Penderita sifilis bisa dengan mudah menularkan penyakit ini karena banyak di antara mereka yang hanya mengalami gejala-gejala ringan sehingga tidak sadar bahwa mereka telah terinfeksi.

Gejala Pada Sifilis Primer

Gejala yang paling umum pada sifilis primer adalah munculnya luka atau tukak. Luka ini muncul 10-90 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh. Seringkali, gejalanya tidak diacuhkan oleh penderita sifilis karena tidak menimbulkan rasa sakit. Pasalnya, gejala ini dapat berkembang pada bagian tubuh di mana bakteri pertama kali masuk, seperti pada mr. p, miss v, atau sekitar anus. Meski begitu, penyakit ini juga bisa muncul di bibir atau mulut, amandel, dan jari.

Baca juga:  5 Tips Agar Cepat Hamil Setelah Haid Yang Wajib Anda Ketahui

Gejala Pada Sifilis Sekunder

Beberapa minggu setelah luka menghilang, gejala sifilis sekunder akan muncul. Ruam bisa muncul di bagian tubuh mana pun, terutama pada telapak tangan dan kaki. Gejala lainnya adalah kutil pada kelamin. Khusus pada wanita, kutil bisa muncul di sekitar miss v. Sedangkan kemunculan kutil di sekitar anus bisa dialami pria dan wanita.

Gejala Pada Sifilis Laten

Pada tahapan ini bakteri tetap ada, tapi sifilis tidak menimbulkan gejala apa pun. Selama 12 bulan pertama tahapan sifilis laten, infeksi masih bisa ditularkan. Setelah dua tahun, infeksi masih ada di dalam tubuh, tapi tidak bisa ditularkan kepada orang lain lagi. Tahapan ini bisa berlangsung bertahun-tahun.

Gejala Pada Sifilis Tersier

Sekitar 30 persen penderita sifilis yang tidak diobati akan mengalami tahapan tersier. Gejala sifilis tersier dimulai beberapa tahun setelah infeksi pertama menulari tubuh. Bagian tubuh di mana bakteri sifilis pertama masuk memengaruhi gejala yang dialami.

Gejala Pada Sifilis Kongenital

Wanita yang sedang hamil dan menderita sifilis bisa menularkan infeksi pada janinnya. Risiko ini bisa dikurangi jika wanita tersebut diobati sebelum kehamilan mencapai empat bulan. Jika tidak diobati, komplikasi berikut bisa terjadi:

  • Bayi lahir dengan sifilis
  • Bayi lahir prematur
  • Keguguran
  • Kelahiran mati atau bayi mati dalam kandungan
  • Kematian bayi tidak lama setelah dilahirkan

Bayi yang lahir dengan kongenital sifilis dalam keadaan hidup biasanya tidak memiliki gejala apa pun. Tapi ada kemungkinan munculnya ruam pada telapak tangan dan telapak kaki. Gejala yang mungkin berkembang pada anak yang lahir dengan sifilis adalah:

  • Masalah pendengaran
  • Batang hidup yang rata
  • Deformasi gigi
  • Tuli
  • Pertumbuhan tulang yang abnormal
Baca juga:  Kehamilan Kosong : Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Pengobatan Sifilis

Penisilin cukup berhasil dan bisa digunakan untuk mengobati sifilis primer dan sekunder. Penisilin biasanya diberikan melalui suntikan. Tersedia jenis antibiotik lain yang juga bisa membunuh bakteri penyebab sifilis jika Anda alergi terhadap penisilin.

Satu suntikan penisilin bisa menghentikan perkembangan penyakit jika Anda terinfeksi kurang dari satu tahun. Untuk infeksi yang berlangsung lebih dari satu tahun, Anda mungkin perlu penambahan dosis. Pengobatan biasanya diberikan selama kurang lebih 14 hari, tapi bisa berjalan lebih lama pada beberapa kasus.

Pada kasus sifilis tersier, pengobatan memakan waktu lebih lama dan antibiotik diberikan melalui infus. Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan infeksi, namun tidak bisa memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh sifilis tersier.

Pada kasus wanita hamil yang menderita sifilis, penanganan yang dilakukan juga serupa, yaitu dengan menggunakan antibiotik. Obat ini tidak memengaruhi kondisi bayi yang dikandung.

Bagi wanita, beberapa obat-obatan antibiotik untuk sifilis bisa mengganggu metode kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Alat kontrasepsi seperti kondom bisa digunakan saat sedang menjalani pengobatan antibiotik.

Setelah menyelesaikan pengobatan antibiotik, Anda akan diminta untuk menjalani tes darah guna memastikan bahwa infeksi telah sembuh total. Anda harus tetap waspada karena masih bisa terinfeksi sifilis kembali meski sudah pernah terobati dan sembuh.

Berbagi Kisah Pada Pasangan

Jika Anda terbukti menderita sifilis, segera beri tahu pasangan atau mantan pasangan Anda agar dia bisa melakukan pemeriksaan dan menerima pengobatan. Jika Anda merasa malu untuk membicarakan penyakit ini dengan pasangan atau mantan pasangan Anda, mintalah saran pada dokter atau klinik kesehatan spesialis penyakit kelamin. Lebih baik bagi Anda untuk memberi tahu pasangan tentang sifilis. Jika penyakit ini tidak ditangani, pada akhirnya bisa berujung kepada kematian.

Baca juga:  Suplemen Joymain untuk Stamina dan Vitalitas Pria. Seberapa Aman?

Komplikasi Akibat Sifilis

Sifilis bisa menimbulkan sejumlah komplikasi jika dibiarkan tanpa penanganan. Sifilis juga bisa meningkatkan risiko kemunculan sejumlah penyakit yang meliputi:

  • Gangguan saraf, seperti stroke, meningitis, kehilangan pendengaran, gangguan pengelihatan, impotensi, dan gangguan kandung kemih.
  • Gangguan jantung, seperti pembengkakan aorta, aneurisma, gangguan pembuluh darah, dan kerusakan katup jantung.
  • Infeksi Orang-orang yang menderita sifilis dan sering berganti-ganti pasangan memiliki risiko terinfeksi HIV dua kali lipat dari orang biasa.
  • Gangguan kehamilan dan janin. Ibu hamil yang menderita sifilis bisa menularkan penyakit ini kepada bayi yang ada di dalam kandungan.
  • Benjolan kecil atau guma. Kondisi ini bisa muncul pada kulit, tulang, dan hati atau organ lainnya.

Pencegahan

Tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko penyakit sifilis, termasuk:

  • Tidak berganti-ganti pasangan bercinta.
  • Penggunaan kondom, meskipun ini hanya melindungi terhadap luka genital dan bukan pada tubuh.
  • Menghindari alkohol dan obat-obatan yang berpotensi menyebabkan praktik sensual yang tidak aman.

Memiliki penyakit ini tidak berarti seseorang terlindung darinya. Setelah penyakit sifilis sembuh, kemungkinan sipilis bisa kambuh lagi.

Yang terakhir namun tidak kalah pentingnya, penting bagi ibu hamil, terutama yang memiliki riwayat terjangkit sifilis sebelumnya untuk melakukan tes darah guna mendeteksi sifilis. Tes ini biasanya dilakukan ketika usia kehamilan berada di antara tiga sampai lima bulan dan akan diulang secara berkala apabila hasilnya positif.