Labiaplasty, Bolehkah Dilakukan? | Rahasia Kesuburan

Labiaplasty, Bolehkah Dilakukan?

labiaplasty-bolehkah-dilakukan
Bagikan via Whatsapp!

Rahasia Kesuburan -

Seorang wanita pasti menginginkan tubuh yang sempurna, termasuk organ reproduksinya. Saat ini, para wanita sedang trend melakukan bedah miss V agar memiliki bentuk yang indah. Sebenarnya, bolehkah ini dilakukan?

Labiaplasty atau rekonstruksi labia merupakan suatu bedah yang dilakukan untuk meningkatkan penampilan kelamin wanita secara umum. Dulu, tindakan bedah ini dilakukan oleh wanita untuk menyembuhkan bagian tubuh tidak normal, yaitu bagian miss V. Sekarang, jenis operasi ini berkembang menjadi salah satu tindakan bedah untuk mempercantik penampilan atau daerah intim semata.

Dalam suatu referensi An International Journal of Obstetrics and Gynaecology menyatakan bahwa rekonstruksi labia yang dilakukan oleh perempuan meningkat hingga lima kali lipat selama tahun 2001-2010.

Siapa sebaiknya yang melakukan labiaplasty?

Oleh faktor tertentu, seorang wanita dapat mengalami kelainan pada organ tubuh tertentu yang membuatnya beda dari kebanyakan orang. Termasuk masalah pada organ intim, sehingga perlu dilakukan suatu tindakan bedah untuk memperbaiki atau mengatasinya.

Dilansir dari artikel tirto.id, ada beberapa kondisi yang mengharuskan mereka melakukan operasi miss V, yaitu :

  • Wanita yang tidak memiliki saluran miss V (atresia vagina).
  • Malformasi tuba fallopi dan uterus (agenesis mullerian).
  • Wanita yang memiliki karakteristik seperti pria (interseksualitas).

Beberapa alasan lainnya seorang wanita melakukan rekonstruksi labia adalah :

  • Mengalami cedera atau trauma pada bagian labia.
  • Labia minora mengalami sobek karena melahirkan.
  • Faktor usia yang menyebabkan labia meregang.
  • Operasi penggantian jenis kelamin.

Apa kata dokter ahli bedah terhadap labiaplasty?

Melakukan operasi labia ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Sebab, tidak semua dokter mendukung pasien wanitanya melakukan bedah miss V hanya untuk mempercantik diri. Bahkan di beberapa negara, para dokter mengharuskan wanita menjalani konseling dahulu sebelum melakukan operasi.

Baca juga:  6 Tips Meningkatkan Gairah Bercinta yang Hilang Usai Melahirkan

Ada beberapa risiko yang harus dipertimbangkan seorang wanita sebelum melakukan labiaplasty, yaitu :

  1. Luka permanen atau perdarahan setelah operasi.
  2. Infeksi dan iritasi kulit di sekitar genital.
  3. Kulit labia yang asimetris.
  4. Penyembuhan luka yang lambat.
  5. Adanya risiko undercorrection atau overcorrection.
  6. Membuat lapisan dalam labia minora berubah ke arah luar.
  7. Penumpukan darah di luar sistem vena dan arteri.
  8. Kerusakan saraf yang dapat membuat atau mengurangi sensitivitas genital.

Memang membutuhkan waktu beberapa minggu hingga bulan untuk kembali normal pasca operasi. Penyembuhan ini membutuhkan waktu setelah 4 minggu untuk dapat aktif berolahraga dan 1,5 bulan untuk dapat aktif secara seksual.

Hingga saat ini, belum ada penelitian mengenai efek jangka panjang dari labiaplasty, dampaknya terhadap kepuasan seksual, dan pengaruhnya terhadap proses melahirkan.

Oleh sebab itu, sudah seharusnya pihak medis yang berhubungan dengan proses bedah ini memberikan pemahaman dan mendorong pasiennya agar lebih menghargai dan menerima apa adanya tubuh mereka sendiri.

Baca Juga :