Kebutuhan Asam Folat untuk Ibu Hamil dan Janin | Rahasia Kesuburan

Kebutuhan Asam Folat untuk Ibu Hamil dan Janin

Kebutuhan Asam Folat untuk Ibu Hamil dan Janin
Bagikan via Whatsapp!

Rahasia Kesuburan -

Banyak sekali nutrisi yang harus dipenuhi oleh seorang Ibu saat hamil, bahkan sebelum merencanakan kehamilan. Salah satu zat gizi yang berperan penting itu adalah asam folat. Zat gizi ini selalu dianjurkan oleh dokter kandungan, bidan, maupun ahli gizi untuk dikonsumsi sebelum dan saat hamil. Mengapa begitu?

Asam folat merupakan salah satu kelompok vitamin B dan berperan penting dalam sintesis DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Uniknya, tubuh manusia tidak dapat memproduksi sendiri asam folat, sehingga dibutuhkan asupan zat gizi ini dari makanan. Sayangnya, dengan sifatnya yang termolabil dan mudah larut dalam air, seringkali asam folat rusak selama proses pemasakan. Oleh sebab itu, pemenuhan nutrisi ini bisa dibantu melalui suplemen asam folat. Kebutuhan asam folat akan semakin meningkat pada saat terjadi peningkatan pembentukan sel, seperti kehamilan, keganasan, dan bayi prematur.

Mengapa Ibu hamil harus mengonsumsi asam folat?

Menurut Tangkilisan dan Rumbajan pada tahun 2002 dalam jurnalnya yang berjudul Defisiensi Asam Folat, kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia megaloblastik, risiko janin mengalami Neural Tube Defect (NTD), dan hiperhomosistemia. Dikatakan mengalami defisiensi asam folat, apabila kadar asam folat dalam darah di bawah normal, yaitu folat serum < 3 ng/ml dan folat entrosit < 130 mg/ml.

Pemenuhan asam folat bermanfaat untuk :

  1. Mencegah cacat bawaan lahir pada janin, yaitu cacat tabung saraf (Neural Tube Defect). Gangguan ini menyebabkan kelainan pada saraf tulang belakang (spina bifida) maupun gangguan pertumbuhan otak (anenchephal). Selain itu, asam folat juga dipercaya dapat mencegah terjadinya bibir sumbing dan kelainan jantung pada bayi.
  2. Melindungi Ibu dari penyakit yang bisa muncul saat hamil, seperti preeklampsia, anemia, dan keguguran. Asam folat berperan dalam pembentukan sel darah merah, sehingga kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik pada ibu hamil, disertai juga dengan pemenuhan vitamin B12.

Kebutuhan Asam Folat untuk Ibu Hamil dan Janin 2

Kapan Bunda sudah mulai mengonsumsi asam folat?

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan waktu terbaik mengonsumsi asam folat adalah setiap hari, minimal selama sebulan sebelum kehamilan dan selama hamil. Selain itu, dianjurkan juga untuk semua wanita usia subur mengonsumsi asam folat setiap hari, sehingga akan lebih baik bagi para calon Ibu mengonsumsi asam folat lebih awal, khususnya saat merencanakan untuk hamil.

Asam folat diketahui memiliki peranan penting dalam memproduksi sel darah merah, membantu perkembangan sistem saraf (otak) dan sumsum tulang belakang janin. Bahkan, di saat Ibu belum mengetahui sedang berada dalam kondisi hamil, otak dan sumsum tulang belakang janin sudah terbentuk. Di sinilah pentingnya mengonsumsi asam folat dari sebelum hamil, agar memastikan bahwa otak dan sumsum tulang belakang janin terbentuk dengan baik. Mengonsumsi asam folat sebelum dan selama kehamilan juga dapat mencegah kelahiran bayi prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), pertumbuhan janin yang buruk dalam rahim, bibir sumbing, dan risiko keguguran (Ramdhany 2016).

Makanan apa saja yang mengandung asam folat?

Dilansir dari artikel yang ditulis Ramdhany pada tahun 2016 dengan judul Asam Folat dan Proses Kehamilan, anjuran mengonsumsi asam folat untuk ibu hamil menurut para ahli adalah 400 µg/hari untuk mengurangi risiko cacat bawaan lahir pada bayi. Dimulai setidaknya sebulan sebelum Anda berencana untuk hamil. Asam folat juga dikonsumsi selama berbulan-bulan (sekitar usia kehamilan 4 sampai 9 bulan) sebanyak 600 µg/hari, dan saat menyusui sebanyak 500 µg/hari.

Beberapa bahan makanan di bawah ini direkomendasikan untuk memenuhi asupan asam folat.

  1. Sayur-sayuran hijau, seperti bayam, brokoli, kubis, kecambah.
  2. Buah-buahan, seperti jeruk, stroberi, alpukat, pisang.
  3. Kacang-kacangan, seperti kacang kering, kacang polong, dan sejenisnya.
  4. Roti, beras, gandum, susu.
  5. Pasta, telur, daging sapi, kerang-kerangan, dan lain-lain.

Baca Juga :

Kelainan Bentuk Rahim dan Cara Mengatasinya

Manajemen ASIP Bagi Ibu Pekerja

Kelainan Kromosom Pada Janin Bisa Dicek dengan NIPT, Loh!