Anovulasi : Gejala dan Penanganannya | Rahasia Kesuburan

Anovulasi : Gejala dan Penanganannya

anovulasi-gejala-dan-penanganannya
Bagikan via Whatsapp!

Rahasia Kesuburan -

Anovulasi memang tidak bisa dideteksi secara kasat mata. Perlu ada pemeriksaan lanjut oleh dokter untuk memastikan kondisi ini dan penyebabnya. Namun, tanda-tanda ataupun gejala adanya kemungkinan gangguan ovulasi ini bisa dilihat dari siklus menstruasi yang tidak teratur.

Kondisi wanita yang mengalami anovulasi umumnya akan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Bahkan, dalam kondisi yang lebih parah, bisa menyebabkan tidak menstruasi sama sekali. Untuk mengetahui adanya kemungkinan Anda mengalami anovulasi, bisa dengan menghitung total siklus menstruasi, apakah itu lebih pendek atau lebih panjang dari normalnya.

Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi terdiri atas 4 fase, yaitu fase menstruasi, fase folikel, fase ovulasi, dan fase luteal.

  • Pada fase menstruasi, biasanya berlangsung selama 3-6 hari. Namun, setelah hari ke-4 menstruasi atau menjelang pendarahan berhenti, endometrium akan kembali terbentuk seperti semula untuk mempersiapkan jikalau adanya kehamilan.
  • Pada fase folikel, terjadi proses pematangan sel telur berlangsung pada hari ke-5 sampai ke-14 dari siklus menstruasi. Permukaan dinding endometrium juga menebal sampai 8-10 kali  dari ukuran semula. Pada fase ini, kadar hormon estrogen meningkat, sehingga wanita lebih bergairah, berenergi, dan nafsu makan pun meningkat.
  • Pada fase ovulasi, terjadi pengeluaran sel telur yang matang dari ovarium. Proses ini terjadi pada hari ke-14 dari siklus mentruasi. Selanjutnya, adanya hormon LH membuat sel telur mampu bertahan selama ±12-24 jam untuk dapat bertemu sel sperma. Selain itu, hormon estrogen dan testosteron mencapai kadar yang paling tinggi, sehingga efek percaya diri dan hasrat untuk melakukan kegiatan bercinta lebih meningkat.
  • Pada fase luteal, sudah berlangsung sejak dimulainya fase ovulasi sampai H-3 hari sebelum mengalami periode menstruasi berikutnya. Di akhir fase luteal atau sekresi, kondisi endometrium menjadi matang  dan sempurna. Selanjutnya, wanita akan mengalami Pre-Menstrual Syndrome (PMS) dan dinding rahim kembali luruh apabila tidak terjadi kehamilan.
Baca juga:  Risiko Anovulasi Terhadap Infertilitas, Benarkah?

Seorang wanita yang mengalami anovulasi menandakan bahwa ia memiliki masalah pada fase folikel dan fase ovulasinya, sehingga berdampak pada fase luteal dan menstruasinya.

Total siklus menstruasi normal adalah 21-36 hari. Jika total siklus menstruasi Anda kurang dari 21 hari atau lebih dari 36 hari, ada kemungkinan Anda mengalami gagal ovulasi. Selain itu, jika total siklus menstruasi Anda normal diantara 21-36 hari, namun lamanya siklus setiap bulan berbeda-beda, maka ada kemungkinan juga Anda mengalami gangguan ovulasi.

Penanganan Anovulasi

Meskipun anovulasi berisiko tinggi terjadi pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak menstruasi sama sekali, namun tidak menutup kemungkinan pula bahwa wanita dengan siklus menstruasi normal tidak mengalami anovulasi. Sebab itulah, perlu dievaluasi faktor penyebab pastinya yang memicu anovulasi pada kondisi Anda.

Karena, penanganan pada kasus ini tidak hanya bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat perangsang ovulasi saja. Penyebab utamanya harus diatasi juga secara tuntas agar keluhan tersebut tidak terulang lagi. Segera konsultasikan dan cek ke dokter kandungan, agar dilakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk juga tes hormon, USG, HSG, tes darah, dan sebagainya.

Selain itu, untuk membantu melancarkan proses ovulasi dan menstruasi agar berjalan normal, sehingga potensi kehamilan pun meningkat, beberapa upaya yang dapat dilakukan diantaranya :

  • Mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran berwarna, serta kacang-kacangan.
  • Beraktivitas fisik atau olahraga secara teratur dan tidak berlebihan.
  • Hindari stres berlebihan.
  • Menjaga status gizi tetap normal.
  • Hindari mengonsumsi obat-obatan tanpa pengawasan dari dokter.

Baca Juga :

Mengetahui Pentingnya Masa Subur Pada Wanita Yang Ingin Hamil

5 Buah Kaya Antioksidan Peningkat Kesuburan Wanita

Berapakah Usia yang Tepat Untuk Bunda Hamil?