7 Cara Mengatasi Nyeri Perut Saat Hamil | Rahasia Kesuburan

7 Cara Mengatasi Nyeri Perut Saat Hamil

7-cara-mengatasi-nyeri-perut-saat-hamil
Bagikan via Whatsapp!

Rahasia Kesuburan -

Seringkali, bumil mengalami nyeri perut di masa-masa kehamilannya. Bahkan, rasa nyeri perut ini bisa muncul hingga usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Apakah berbahaya nyeri perut saat hamil ini? Bagaimana pula cara mengatasinya? Simak disini yuk, Bun.

Nyeri perut yang terjadi saat hamil biasanya masih dianggap wajar terjadi. Namun, dapat mengindikasikan sesuatu yang berbahaya nih, Bun apabila diikuti dengan gejala lainnya. Oleh sebab itu, para bumil harus selalu hati-hati dan disarankan segera periksakan ke dokter apabila kram perut yang dirasakan ini terjadi secara terus-menerus.

Penyebab nyeri perut saat hamil dan indikasinya.

Banyak bumil mungkin disini bertanya-tanya, apakah bahaya jika saat hamil merasakan nyeri atau kram perut di bagian bawah. Nyeri perut sendiri memiliki tingkatan sakit yang berbeda-beda. Menurut dr. Yulianti, Sp.OG, nyeri perut bawah yang dirasakan oleh bumil ini bisa beragam rasa sakit yang ditimbulkannya.

Trimester pertama

Rasa nyeri umumnya tidak berbahaya yang ditandai dengan perasaan berat pada perut dan sedikit sakit seperti akan haid atau menstruasi. Rasa nyeri ini disebabkan karena produksi hormon progesteron dan relaksin meningkat, sehingga tulang-tulang di sekitar rahim merenggang. Selain itu, kondisi perut kembung dan konstipasi (susah buang air besar) juga bisa menimbulkan nyeri perut ini.

Trimester kedua

Jika rasa nyeri berlanjut hingga usia 10-12 minggu (memasuki trimester kedua), maka segera konsultasikan ke dokter kandungan. Bunda patut waspada apabila kram terjadi pada salah satu bagian perut bawah, disertai perdarahan atau flek kecoklatan. Sebab, bisa jadi kondisi tersebut mengindikasikan adanya kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).

Trimester ketiga

Saat kehamilan memasuki trimester ketiga, apabila Bunda masih merasakan nyeri, ini disebabkan karena rahim yang semakin membesar, sehingga menekan saluran kandung kemih yang letaknya di bawah perut. Kondisi ini bisa mengindikasikan adanya infeksi saluran kemih. Adanya tekanan dari rahim, membuat urin berada lebih lama di kandung kemih, sehingga menyebabkan infeksi pada saluran kemih. Di saat seperti ini, gejala lainnya yang akan Bunda rasakan seperti anyang-anyangan, buang air kecilnya sedikit-sedikit atau tidak tuntas, nyeri perut bawah hingga ke punggung, bahkan menimbulkan kontraksi palsu (gejala ini jarang terjadi).

Baca juga:  Tips Mengatasi Stres Selama Menjalani Program Hamil

Cara mengatasi nyeri perut saat hamil.

Hampir semua bumil disini tentunya merasakan tidak nyaman ketika muncul kram perut di bagian bawah saat hamil. Tenang saja Bun, ada beberapa solusi yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasinya.

  1. Minum air putih yang cukup dapat melancarkan sirkulasi darah di tubuh, sehingga meredakan rasa nyeri di sekitar perut dan rahim.
  2. Pijat punggung dengan lembut. Bunda bisa meminta bantuan suami untuk memijit bagian punggung dengan lembut, sehingga saraf-saraf di sekitar perut pun akan lebih rileks.
  3. Berbaring sejenak dengan berlawanan arah dari rasa nyeri. Apabila Bunda merasakan nyeri perut di bagian kiri bawah, cobalah berbaring ke kanan, begitupun sebaliknya.
  4. Jika nyeri timbul akibat duduk terlalu lama, maka ganti posisi tubuh, misalnya dengan berdiri atau berjalan santai.
  5. Posisikan kaki lebih tinggi dari kepala. Bunda bisa menggunakan bantuan bantal untuk mengganjal kaki agar posisinya lebih tinggi dari kepala.
  6. Mandi air hangat atau kompres perut dengan air atau handuk hangat.
  7. Tetap rileks dan tidak panik, ya Bun.

Jika nyeri perut bawah Bunda tak kunjung hilang dan terus berlanjut, maka segera periksakan ke dokter kandungan. Dianjurkan tidak mengonsumsi obat bebas pereda nyeri tanpa resep dari dokter ya, Bun. Berikan penanganan awal yang tepat agar kehamilan Bunda selalu dalam kondisi sehat.

 

Baca Juga :

Kehamilan Kembar Bisa Berisiko TTTS, Apakah Itu?

Sindrom MRKH : Wanita Lahir Tanpa Rahim

15 Mitos Merawat Bayi yang Tidak Boleh Dilakukan