15 Mitos Merawat Bayi yang Tidak Boleh Dilakukan | Rahasia Kesuburan

15 Mitos Merawat Bayi yang Tidak Boleh Dilakukan

15-mitos-merawat-bayi-yang-tidak-boleh-dilakukan
Bagikan via Whatsapp!

Rahasia Kesuburan -

Bunda disini tentunya merasa bahagia telah melahirkan si Kecil ke dunia. Nah Bun, banyak sekali tradisi atau kebiasaan zaman dahulu yang masih diikuti para Bunda dalam merawat bayi. Padahal, tradisi tersebut justru membahayakan nyawa si buah hati, loh. Yuk, simak di sini, Bun!

Orang tua yang tidak merawat bayinya secara benar akan meningkatkan risiko kematian pada bayi. Angka kematian bayi di Indonesia terbilang masih tinggi, meskipun secara trend sudah menurun. Penyebab kematian bayi yang paling sering terjadi masih disebabkan oleh keteledoran orang tua sendiri.

Berbagai mitos yang berkembang di tengah-tengah masyarakat tidak sepenuhnya dan tidak selamanya benar. Ada yang bisa kita contoh, namun ada pula yang tidak baik untuk ditiru. Inilah mengapa pentingnya ilmu pengetahuan dasar seputar merawat bayi baru lahir bagi orang tua, khususnya pasangan muda.

Apa saja sih mitos kebiasaan yang ternyata mengundang celaka untuk sang buah hati?

1. Memberi makan pada bayi yang baru lahir.

Hal ini tentu saja salah! Bayi yang baru lahir hanya boleh diberi ASI saja (ASI ekslusif) sampai usianya 6 bulan. Benar gak, Bun? Memangnya kenapa?

Coba sama-sama kita telaah. Menurut The BUBU Institute, lambung bayi yang baru lahir hanyalah sebesar kelereng. Hari ke-1 bayi lahir, ukuran lambung sebesar kelereng (5-7 ml), hari ke-3 lambung bertambah ukuran sebesar bola pingpong (22-27 ml), hari ke-10 bertambah lagi hingga berbentuk telur ayam (60-80 ml), hingga hari ke-30 ukuran lambung bayi sebesar telur bebek (80-150 ml).

So, apa yang dapat Bunda simpulkan dari sini? Banyak sekali ya Bun, kasus di mana mereka sedih sekali saat ASI pertama kali keluar sangat sedikit, hanya menetes satu-satu. Padahal, adalah hal yang sangat wajar apabila ASI keluar sedikit, mengingat hari ke-1, lambung bayi hanya bisa menampung 5-7 ml tetes ASI. Jadi, Bunda jangan langsung berpikir untuk memberikan susu formula dengan tujuan agar asupan makan bayi terpenuhi.

Selain itu, memberikan makanan ‘lembut’ untuk bayi <6 bulan justru akan memicu risiko cedera usus pada bayi. Ingat yah Bun, organ usus bayi belum kuat untuk mencerna makanan, sekalipun itu lembut. Akibatnya, usus bayi akan mengalami iritasi dan bayi mengalami mencret.

Baca juga:  Kehamilan Kosong : Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

2. Memakaikan kain gurita pada bayi.

Siapa disini yang masih menggunakan kain gurita agar perut si Kecil gak kembung? Ternyata, tindakan ini justru dapat menghambat perkembangan organ bayi loh, Bun. Bayi yang baru lahir masih membutuhkan ruang untuk perkembangann organnya, termasuk otot-otot pernapasan yang ada di bagian perut.

Apabila bayi dipakaikan kain gurita, ia akan mengalami sulit bernapas. Aliran oksigen ke seluruh tubuh bayi menjadi terhambat, sehingga perkembangan organ bayi pun ikut terhambat.

3. Bayi baru boleh keluar dari rumah setelah 40 hari.

Pernah dengar isu begini gak, Bun? Pasalnya, ada kasus seorang Ibu tidak datang ke posyandu dengan alasan tidak boleh membawa bayinya keluar karena usianya masih belum genap 40 hari.

No, ya Bun! Yang benar itu adalah tidak dianjurkan membawa bayi ke tempat yang terlalu ramai, karena bisa terkontaminasi dengan banyak kuman dan debu. So, jangan salah paham ya, Bun!

4. Memberikan kopi saat bayi mengalami kejang.

Kenapa gak boleh? Kopi mengandung kafein yang dapat meningkatkan detak jantung bayi. Kejang pada bayi umumnya disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh. Jadi, tidak ada manfaatnya yah Bun memberikan kopi saat bayi kejang.

5. Menggunakan bedak tabur ke kulit bayi.

Tidak sedikit kita lihat para Bunda yang menggunakan bedak tabur ke kulit si Kecil. Ternyata, taburan partikel-partikel bedak ini dapat menyelinap ke lipatan-lipatan kulit bayi, termasuk kulup penis dan vagina bayi. Akibatnya, bayi bisa terancam demam dan memicu timbulnya jamur apabila penggunaannya tidak tepat.

Daripada menggunakan bedak tabur, bayi akan lebih aman menggunakan lotion saja, loh Bun!

6. Membedong bayi dengan meluruskan kaki.

Para orang tua harus paham, segala pertumbuhan dan perkembangan bayi, termasuk alat geraknya adalah hal yang baru baginya. Justru, kalau bayi dibedong dengan meluruskan kaki, maka akan menghambat aktivitas motorik bayi. Perkembangan bayi, terutama pergerakannya pun menjadi terhambat.

Baca juga:  Kenali Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil

So, bayi tidak akan bengkok ya Bun meskipun tidak dibedong. Adapun postur tubuh bayi yang bengkok, itu karena menyesuaikan saat di dalam kandungan Bunda.

7. Bayi mengalami ikterus (berwarna kuning) karena Ibu kurang minum air putih.

Bayi yang terlahir kuning disebabkan oleh penumpukan kadar bilirubin pada tubuh bayi. Umumnya, kondisi ini terjadi pada bayi sekitar 1-2 minggu setelah proses persalinan. Selama periode ini, organ hati bayi baru lahir mengalami pematangan fungsi, sehingga kadar bilirubin akan menurun.

Disinilah peran pemberian ASI pertama kali ke bayi. Selain tidak boleh menunda karena alasan ukuran lambung bayi, juga menyebabkan ikterus yang lebih parah.

8. Menutupi tali pusat bayi dengan koin atau alkohol.

Mau koin dilapisi dengan kain kasa steril sekalipun, tetap saja ya Bun tidak menutup kemungkinan infeksi dapat terjadi. Apalagi menempelkannya pada tali pusat yang belum terputus. Infeksi ini dapat memicu pembengkakan, nanah, dan cacat permanen. Begitu pun dengan alkohol, jangan sekali-kali memberikan alkohol ke tali pusat. Bahaya ya, Bun!

9. Bayi bau tangan kalau keseringan digendong.

Sebenarnya, yang perlu diperhatikan adalah bayi jangan terlalu sering dipindah-tangankan ke banyak orang. Kalau Bunda membawa si Kecil ke acara-acara keluarga atau sejenisnya, banyak orang-orang yang berebutan untuk menggendong si bayi. Nah, ini sebenarnya yang tidak boleh, Bun.

10. Tidak boleh memotong kuku bayi sebelum genap 40 hari.

Memangnya takut kenapa sih, Bun? Justru, kalau dibiarin panjang tidak dipotong, akan melukai si Kecil sendiri. Bisa cedera gores pada wajah akibat garukan si bayi. Lebih milih mana tuh, Bun?

11. Menjemur bayi di luar rumah tanpa memperhatikan kondisi (polusi).

Sinar matahari dapat memecah bilirubin yang berlebihan pada bayi untuk mencegah penyakit kuning atau ikterus. Namun, Bunda tetap harus memerhatikan lingkungan sekitar di mana bayi dijemur. Jangan sampai melebihi pukul 09.00 WIB, terutama saat terik. Selain itu, jangan menjemur bayi di bawah sinar matahari langsung yah, lindungi bagian wajah agar tidak terjadi cedera mata.

12. Membangunkan bayi saat tidur dengan sengaja.

Bangunkanlah bayi secara perlahan apabila waktu menyusuinya telah tiba. Tapi ingat yah Bun, ini hanya berlaku untuk bayi usia <1 tahun. Mengingat waktu tidur bayi 16-17 jam dan seringnya tidak teratur, sedangkan ia harus disusui setiap 2-3 jam.

Baca juga:  7 Cara Mengatasi Nyeri Perut Saat Hamil

Apabila usia >1 tahun, maka Bunda tidak boleh asal membangunkan anak, agar anak dapat membiasakan diri mengatur waktu tidurnya untuk istirahat.

13. Tidur di samping bayi.

Apakah Bunda pernah mendengar SIDS? Ini singkatan dari Suddent Infant Death Syndrome (Kematian Mendadak pada Bayi). Ya, benar sekali Bun. Tidur bersama bayi akan meningatkan risiko bayi mengalami SIDS. Kok bisa?

Tidur bersama dengan bayi akan membuat ruang gerak bayi menjadi terbatas. Gerak bayi yang terbatas ini akan menghambat usia bayi dalam menyelamatkan diri saat sesuatu terjadi kepadanya.

Contohnya, posisi bantal di kanan kiri bayi, menyusui sambil tidur (sangat tidak disarankan), atau meniduri bayi satu sofa dengan Bunda.

Intinya adalah bayi dengan usia <1 tahun harus diberi ruang gerak yang luas, tidak boleh dibatasi. Sekalipun Bunda ingin tidur di satu ranjang dengan bayi, berikan pembatas, seperti tudung nyamuk.

14. Memberikan madu kepada bayi.

Bayi yang berusia <1 tahun sangat tidak dianjurkan diberikan madu. Hal ini karena madu mengandung spora bakteri Clostridium botulinum yang dapat menyerang bayi apabila ditelan.

15. Bayi dikompres dingin saat demam.

Ini juga sering sekali dilakukan Bunda saat bayi demam. Padahal, yang benar adalah dikompres dengan air hangat. Kenapa begitu?

Demam adalah respon otak akibat adanya infeksi di dalam tubuh. Apabila memberikan kompres dingin, akan membuat suhu permukaan bayi menurun. Kondisi ini dianggap sebagai ancaman di otak (karena otak sedang memberi perintah ke tubuh untuk meningkatkan suhu). Alhasil, suhu tubuh justru semakin naik. Bayi pun akan semakin kejang dan demam.

Referensi dari Rizal Doo (@afrkml)

 

Baca Juga :

Penyakit Kawasaki, Bunda Harus Waspada!

Kehamilan Kembar Bisa Berisiko TTTS, Apakah Itu?

Kebutuhan Asam Folat untuk Ibu Hamil dan Janin